Minggu, 30 Januari 2011

Mengenal lebih dalam mengenai Tanah karo


Kekerabatan di Tanah Karo diikat dalam sangkep si telu yang menunjuk kepada tiga pilar yang kuat dan saling mendukung. Walau ketiga-tiganya terpisah dan memiliki fungsi berbeda, tetapi saling mendukung. Dalam masyarakat Karo ketiga pilar itu digelari kalimbubu (orangtua dari pihak istri dan semua saudara laki-laki dari pihak istri yang terdapat dalam keluarganya dan juga keluarga dari pihak ayahnya yang masih satu ibu), kemudian senina/sembuyak (semua orang yang dalam istilah Karo dipandang sebagai saudara laki-laki atau perempuan) dan anak beru (keluarga-keluarga yang temasuk dalam keluarga yang menikahi istri).
Elemen yang paling mendasar di dalam masyarakat Karo adalah merga atau marga, yang oleh banyak orang Karo diartikan sebagai sesuatu yang “berharga”. Ada lima marga yang terdapat pada masyarakat Karo, yaitu: Karo-Karo, Sembiring, Tarigan, Ginting, Perangin-angin, beserta sub-sub marga yang ada dalam masing-masing marga itu.

Dalam kesatuan lima marga itu (Merga Silima), itulah yang disebut orang Karo. Seorang anak laki-laki akan terus mewariskan marga itu dari ayahnya. Seorang perempuan akan menyandang juga marga ayahnya sebagai beru (perempuan), dan akan terus disandang sampai menikah. Di samping identitas marga dan beru, setiap orang Karo juga memiliki bere-bere (marga yang diperoleh dari ibu/beru). Dua orang yang memiliki bere-bere yang sama dipandang sebagai saudara kandung dan juga menjadi senina (saudara kandung dalam jenis kelamin yang sama) atau turang (dalam jenis kelamin yang berbeda).
Yang mempererat masyarakat Karo adalah adat, sebuah relasi tradisional untuk membuat keputusan dan melakukan apa saja. Akan terlihat bahwa adat tidak dapat dibedakan secara jelas dari kepercayaan, agama dan tindakan, kenyataan hidup yang sangat rumit bagi orang-orang Karo yang telah berpikiran modern dalam masyarakat pluralis saat ini. Adat dipandang sebagai sesuatu yang memiliki pengaruh yang supranatural dan memiliki hukum-hukumnya sendiri. Sebagai contoh, seseorang yang telah menikah dan memiliki anak, maka untuk memanggilnya tidak boleh lagi menyebut nama, tetapi nama anaknya disebutkan. Jadi ia akan dipanggil sebagai bapak si “anu”. Ini sebagai sebuah tanda penghargaan, karena seseorang yang sudah memiliki anak telah mendapatkan tuah(berkat). Dengan memanggil seperti itu berarti ia telah dihormati. Banyak lagi panggilan-panggilan yang lain yang dibubuhkan kepada seseorang untuk menggantikan namanya sesuai dengan posisinya dan juga usianya. Nama tidak lagi dipakai, itulah sebagai ungkapan hukum adat yang diberlakukan.
Setiap orang Karo, di mana pun ia berada, ketika bertemu, untuk mengetahui posisi masing-masing dalam kekerabatan melakukan ertutur atau berkenalan. Dalam proses ertutur inilah nantinya mereka akan menemukan (satu dengan yang lain) harus memanggil apa dan dalam posisi apa.
Di dalam keluarga, baik suami maupun istri pada dasarnya memiliki tanggung jawab untuk saling menjaga satu dan yang lain, dan saling menghargai. Sikap seperti ini tumbuh dalam sistem ikatan penghormatan terhadap sangkep si telu yang sudah disebutkan tadi.
Rumah merupakan satu simbol yang penting bagi orang Karo. Rumah orang Karo yang dibangun memiliki ciri khas tersendiri. Rumah orang Karo yang masih tradisional dapat langsung diketahui dengan cepat, karena ciri yang ditunjukannya melalui bentuk bangunan yang unik, yakni atap yang terbuat dari ijuk dan selalu memiliki dua atau empat buah bentuk segi tiga (melambangkan sangkep si telu) yang masing-masing ujungnya diikatkan kepala kerabu.
Orang Karo telah memiliki kepercayaan atau sekarang disebut sebagai agama, yaitu Kiniteken Si Pemena (kepercayaan mula-mula). Kepercayaan orang Karo adalah perbegu yang berarti penyembah roh-roh orang mati. Kepercayaan ini tidak memiliki kitab suci, tidak ada teologi yang sistematik dan tidak ada dogma. Di dalam kepercayaan ini hal-hal yang menyangkut dengan ritual di dalamnya ditangani oleh seorang guru sibaso3. Guru menjadi pengantara antara orang-orang Karo dengan yang dipercayainya. Elemen yang paling kudus di dalam dunia orang Karo adalah begu (roh orang mati) dan secara khusus adalah roh nenek moyang. Dalam kepercayaan orang Karo terhadap begu ini, roh dan jiwa itu terpisah. Jiwa itu merupakan dasar dari kehidupan seseorang dan kekuatannya, dan ini diterima sebelum lahir, pada waktu pertama kali ia dikandung.
Jiwa dapat hidup dalam organisme dan di dalam benda-benda seperti besi. Beras dipandang sebagai sesuatu yang memiliki jiwa yang kuat dan digunakan dalam memberkati ritus-ritus untuk menguatkan jiwa seseorang. Dalam diri seseorang terdapat tiga bentuk, pertama tubuh atau (kula), jiwa (tendi) dan nafas (kesah) dan setelah kematian ketiga bagian ini berubah menjadi bagian yang berbeda-beda. Tubuh menjadi tanah, jiwa menjadi begu dan nafas menjadi angin. Dalam kepercayaan Karo, begu itu bukanlah sebagai sesuatu yang menakutkan saja, tetapi sesuatu yang bisa memberikan pertolongan dan memberikan perhatian. Biasanya begu-begu ini disebut sebagai jin ujung walaupun istilah ini dalam pengertian lain adalah roh seseorang yang meninggal secara tidak wajar.
Orang Karo juga memiliki ritual pemanggilan terhadap roh-roh yang sudah mati dalam rangka mengingat kembali orang yang sudah mati tersebut. Yang lebih penting lagi ialah bagaimana begu itu menjadi begu dalam keluarga yang dinamai dengan dibata jabu (tuhan keluarga). Ini adalah roh yang mati dalam satu hari oleh karena kecelakaan, kekerasan, atau mati bukan karena sakit. Roh seperti ini dalam pandangan orang Karo memiliki kekuatan yang hebat. Setelah melakukan ritus pemanggilan begu, maka roh orang mati tersebut menjadi roh pelindung di dalam rumah yang akan melindungi keluarganya dari kekuatan-kekuatan yang jahat. Namun apabila ritus pemanggilan itu tidak dilakukan, maka roh itu akan gentayangan dan dapat mengganggu orang-orang. Inilah yang sering membuat orang merasa takut.
Dalam kepercayaan orang Karo, memperoleh keselamatan dirasakan ketika begu jabu (roh pelindung keluarga) melindungi keluarganya. Keselamatan bagaimanapun dipahami sebagai kekuatan yang menghindarkan keluarga dari penyebab-penyebab sakit dan permasalahan-permasalahan lain, sama sekali tidak sama dengan eskatologis keselamatan (kekristenan). Kepercayaan orang Karo itu adalah animisme dan dinamisme.
Orang Karo merefleksikan trimurti agama Hindu; Brahma sebagai pencipta, Wisnu sebagai pemelihara dan Siwa sebagai penghancur. Di dalam pemahaman orang Karo ketiga ini disebut sebagai dibata i datas (tuhan di atas), dibata i tengah (tuhan di tengah), dibata i teruh (tuhan di bawah)4.
Ketiga dibata ini bagaimanapun termasuk di dalam sejarah penciptaan orang Batak yang sama dengan Karo. Ketiga dibata inipun sering juga disebut sebagai dibata kaci-kaci, hal ini sering kali disebutkan dalam mantra-mantra orang Karo.
Orang Karo juga memiliki banyak legenda, sejarah, mitos, kemudian memiliki musik Karo, tarian yang seluruhnya ada di dalam spirit kepercayaan orang Karo tadi. Kata dosa bagi orang Karo (tetapi tidak secara sempurna dipahami) dapat dirasakan dengan kenyataan-kenyataan yang menunjukkan ketidakberuntungan. Sebagai contoh, sakit. Di dalam keluarga, ini dipadankan dengan kata dosa, tetapi sebenarnya bukan dosa melainkan penghakiman. Bagi masyarakat Karo modern, tanpa dipengaruhi oleh agama-agama, dosa dapat disebut sebagai sesuatu yang salah, yang secara sosial dipandang melanggar peraturan atau melakukan suatu yang dilarang. Hanya di dalam Kekristenan orang Karo kemudian memperoleh ide tentang dosa sebagai sebuah penyebab manusia berpisah dengan Allah. Jadi orientasi etika dunia Karo sebenarnya adalah kesalahan tindakan dan konsekuensinya.
Di dalam kepercayaan Karo ini kita sudah dapat melihat bagaimana konsep tentang Allah itu ternyata sudah ada sebelum konsep allah yang diadopsi dari kepercayaan Hindu tentang tiga allah. Dua konsep yang sangat berpengaruh adalah tentang allah nenek moyang Batak, percaya kepada Si Mula Jadi Na Bolon dan kemudian konsep trimurti orang India yang telah bercampur sepertinya menawarkan sesuatu yang mendalam (baru), tetapi unsur-unsur yang berbeda ini sulit dibedakan oleh mereka yang telah menjadikan agama ini sebagai agama mereka sendiri. Dalam waktu yang sama, inilah yang membentuk agama terpenting orang Karo (perbegu), dan mereka melupakan asal-usulnya, inilah alasan mengapa kepercayaan kepada Allah adalah sesuatu yang abstrak dan sangat sempit dipahami orang Karo tradisional. Sebagai pemuja terhadap jiwa dan roh, dan ilmu pengetahuan dari guru, bagi orang Karo, semuanya itu jauh lebih menjanjikan bantuan pada waktu ada kebutuhan (persoalan-persoalan, atau masalah-masalah lainnya).
Sampai saat ini pun masih banyak orang Karo yang walupun gaya hidupnya sudah modern, tetapi masih mengikuti ritual-ritual untuk mencari tahu solusi setiap persolan yang dihadapinya (entah itu jodoh, pekerjaan, dan sebagainya). Fenomena ritual ini dapat kita saksikan pada setiap wari cukera dudu (salah satu hari dalam kalender Karo) di kaki gunung Sibayak, tepatnya di lokasi pemandian air panas “Lau debuk-debuk”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

tinggalkan komentar

Kebiasaan Orang Karo Makan Sirih

Kebiasaan Orang Karo Makan Sirih
Ban Belota nini ,,, hehehheee. Dalam masyarakat karo dikenal dikenal dengan makan sirih atau bahasa karo "man Belo" Hal semacam ini sudah menjadi tradisi bagi mereka. Unsur2 yang terdapat didalamnya yaitu terdiri atas Daun sirih,pinang,kapur sirih,Gambir(gaktau bahasa indo nya apaaann heheh,tembakau (bahasa karo:mbakau) Tidak hanya orang tua saja tapi hal ini juga banyak digemari oleh kaum muda Spt saya hehehe :) (tidak perlu di contoh)!!! Makan sirih (man belo) ada juga sisi positif dan ada juga sisi negatifnya. Sisi positifnya yaitu dapat membuat gigi menjadi lebih kuat dan tidak gampang rapuh atau retak dan dapat mengobati sakit gigi. Sisi negatifnya yaitu dapat membuat seseorang menjadi ketagihan atau kecanduan. Karena didalam Tembakau itu terdapat unsur Nikotin nah lo bahaya,,jgn coba2 sebelum anda ketagihan,Dapat membuat orang pusing bila tidak cocok menggunakan tembakaunya, dan dapat juga membuat gigi menjadi hitam Spt gigi orang perokok berat. Kalau pingin tahu liat gigi Kambing yang gak pernah gosok gigi(hahahhaha) :)

Aborsi. Kejam!!

Aborsi. Kejam!!
Abortion atau dalam bahasa Melayunya ialah ‘pengguguran (anak)’, atau lebih tepat lagi ialah pembuangan pramasa janin daripada rahim. Ada macam-macam cara proses pengguguran ni di jalankan.. Antaranya ialah; - Abortion by dilation and curettage atau dilation and extraction (D&X) - Abortion by vacuum aspiration - Abortion by salt-poisoning Tapi untuk post kali ini, yang mau diceritakan yang Dilation and Extraction (D&X) Cara ini digunakan untuk fetus yang berumur 5 bulan dan ke atas, di mana jelas sekali bayi dalam kandungan ni mampu untuk rasa sakit sebab secara kasarnya, bayi ni da boleh di katakana fully-grown. Sebelum lakukan abortion type ni, bukaan cervix perlu dibuka, so nanti masa operasi pengguguran itu alat2 sengat sakit masuk. Selepas melakukan pengguguran cara D&X ini, bukaan cervix perempuan akan jadi lebih besar selame 2 hingga 3 hari lamanya. Proses pengguguran cara sedemikian menggunakan teknologi ultra-sound, di mana ultra sound itu untuk guide child killer  Doctor akan menjadikan kedudukan bayi itu in a breech position (kedudukan bayi songsang, means kaki keluar dulu..the legs come out first, instead of the head) Dengan menggunakan forceps, kaki bayi akan ditarik keluar melalui birth canal (laluan bayi dikeluarkan secara normal)..

Gundala-gundala

Gundala-gundala
Gundala-gundala adalah atraksi kesenian pada Masyarakat Kabupaten Karo dengan menggunakan "topeng" kayu. Gundala-gundala pada masa lampau ditampilkan dalam upacara "ndilo wari udan" (memanggil hujan) pada musim kemarau panjang (di beberapa desa masih dilaksanakan sampai sekarang). Pada mulanya atraksi ini ditampilkan di Desa Seberaya mengisahkan legenda/dongeng si Gurda Gurdi. Menurut kisahnya, di masa lampau di dataran tinggi Karo hidup masyarakat yang rukun dan damai dipimpin seorang raja yang disebut "Sibayak" Sang raja memiliki satu-satunya keturunan yaitu seorang anak perempuan. Anak raja diperlakukan sebagai sorang putri yang yang sangat dimanjakan raja dengan sejumlah dayang-dayang yang senantiasa siap melayaninya. Setelah dewasa, sang putri menikah dengan seorang pemuda yang gagah perkasa, seorang pegawai istana yang saat itu bertugas sebagai kepala pengawal raja. Setelah perkawinannya, sang pengawal raja diberi jabatan baru sebagai Panglima Kerajaan. Suatu hari raja mengajak panglima untuk berburu di hutan yang lebat. Di tengan hutan rimba, rombongan ini bertemu dengan seekor burung raksasa, burung yang sangat sakti jelmaan seorang pertapa yang sakti mandraguna bernama Gurda Gurdi. Burung Gurda Gurdi tidak seperti hewan lainnya, dia mampu berbicara seperti layaknya seorang manusia. Pada saat rombongan Raja dan panglimanya bertemu dengan burung ini, burung Gurda Gurdi menyapa salam sang raja seraya menunjukkan rasa hormatnya, membuat panglima raja menaruh simpati dan mengajaknya pulang untuk tinggal di Istana Raja menemani istrinya sang putri raja. Hari-hari kehidupan sang putri yang ditemani Gurda Gurdi bertambah ceria dan bahagia, karena pada saat Panglima kerajaan suaminya melaksanakan tugas keluar daerah, Gurda Gurdi mampu menghibur sang putri sekaligus mampu memberikan perlindungan yang sempurna, karena burung jelmaan pertapa sakti ini tidak hanya tangguh dalam dunia persilatan, namun juga ampuh menangkal semua jenis racun, mantra, guna-guna, termasuk ilmu santet. Sisi lain dari kesaktian Burung raksasa ini adalah pantangan yang telah disumpahkannya sejak dahulu yakni paruhnya yang merupakan simbol kehormatannya tidak boleh dipegang. Suatu ketika, selagi sang putri asyik bercanda dengan putri raja, tanpa sengaja sang putri memegang paruh Gurda Gurdi yang membuat burung ini berang dan tidak menunjukkan sikap bersahabat. Mengetahui keadaan ini, panglima raja suaminya berusaha membujuk Gurda Gurdi dengan "mengelus" paruh burung tersebut. Ketidaktahuan keluarga raja atas karakter dan sifat Gurda Gurdi membuat terjadinya kemarahan yang berulang, karena paruh Gurda Gurdi kembali dielus, padahal tindakan tersebut dianggap sang burung sebagai bentuk pelecehan yang sangat menyakitkan. Gurda Gurdi menjadi marah besar, dengan mata merah dan bulu berdiri, dia melakukan sambaran dan pukulan kearah Panglima. semakin lama pertarungan kedua jawara sakti ini bertambah sengit, sang panglima pun tidak kalah sigap, sebagai pria sejati yang gagah perkasa dan sakti mandraguna dia tidak mau dipermalukan oleh seekor burung. Pertarungan yang sengit terus berlangsung selama beberapa hari, banyak kerbau mati terkena pukulan jarak jauh salah sasaran serta pohon-pohon bertumbangan akibat pertarungan kedua jawara dan belum ada tanda-tanda menunjukkan pihak yang lebih kuat atau yang lebih lemah. Melihat bahwa pertarungan ini telah menimbulkan keresahan bagi raja dan seluruh istana, Raja memerintahkan para pengawalnya untuk membantu panglima dengan menyalurkan tenaga dalam dari jarak jauh, akibatnya Gurda Gurdi terhempas ke tanah terkena pukulan mematikan dibagian kepalanya. Kematian Gurda Gurdi dihormati sebagai kematian seorang pahlawan Kerajaan, seluruh Istana berkabung, rakyat ikut berkabung bahkan Hari tiba-tiba mendung dan menitikkan air tanda berkabung nya, hujan deraspun melanda seluruh negeri. Demikianlah setiap kali atraksi atau tarian Gundala-gundala dilaksanakan dalam upacara Ndilo Wari Udan akan diahiri dengan suatu keadaan turunnya Hujan Deras.......

Indomart Vs Alfamart

Indomart Vs Alfamart
Pertarungan Mini Market Consumer Good Modern saat ini tak akan lepas dan selalu identik dengan Pertarungan Alfamart vs Indomaret di suatu lokasi,jika salah satu diantaranya didirikan maka yang yang lain akan mengekor,kehadiran Mini Market ini tidak hanya saling mencakar satu sama lain namun imbasnya juga menerjang warung atau Toko Retail Tradisional disekelilingnya,dan biasanya toko tradisional tersebut tak bisa membendung pelanggannya untuk berpindah ke Alfamart atau Indomaret. Padahal beberapa tahun lalu keberadaan Mini Market Alfamart atau Indomaret tersebut tidaklah dikenal masyarakat,bahkan kala itu banyak cibiran dan nada miring yang dialamatkan pada kedua Mini Market tersebut,tidak sedikit yang mengatakan bahwa keberadaan Mini Market Modern itu tidak akan berumur panjang akibat kalah bersaing dengan toko tradisional yang mempunyai harga produk jauh lebih murah. Namun ternyata kini nada cibiran atau nada miring itu entah ada dimana,yang ada sekarang justru decak kagum atas fenomena perkembangan Mini Market Modern Alfamart atau Indomaret,kedua Mini Market ini mengusung Toko Retail Modern yang mempunyai ciri khas ruang pajang dengan rak-rak yang tersusun rapi, variasi produk yang sangat banyak, pembayaran yang praktis dengan sistem kasir, ruangan ber-AC, tidak pengap, harga yang sangat kompetitif. Strategi dan konsep inilah masyarakat langsung jatuh cinta,kondisi tersebut tidak lagi bisa diikuti oleh para Toko Tradisional,mereka ini berlahan tapi pasti ditinggal oleh pelanggannya,dan mereka harus menghadapi pil pahit realita ini,melihat perkembangan ini tidak disia-siakan oleh Alfamart atau Indomaret,keduanya pun melebarkan sayap dengan me-Waralaba-kan TokoRetail Modern-nya. Alfamart ataupun Indomaret semakin agresif dalam penetrasi Toko Retail-nya,siapa yang Pertama dilokasi dialah yang akan menjadi pemenang,motto pertarungan inilah yang membuat Toko Retail Modern lainnya tertatih-tatih mengejar keperkasaan keduannya,apalagi nasib Toko Tradisional,yang semakin waktu semakin tergerus omsetnya. Pertarungan Alfamart vs Indomaret semakin seru saja,Keduanya tak segan untuk mendorong Waralaba-nya untuk bertarung langsung berhadap-hadapan (head to head),kadang karena ngototnya pe-Waralaba-nya disuatu tempat atau di satu jalan yang sama bisa ada 2 Toko Retail Alfamart,atau 2 Toko Retail Indomaret. Keberadaan Alfamart atau Indomaret ini semakin bertumbuh,telah ribuan Toko Retail Modern ini didirikan,Persaingan Alfamart vs Indomaret semakin mengarah kepada sisi pelayanan,dengan pelayaan yang maksimal kepada pengunjung akan membedakan keduannya,akhirnya nanti tinggal satu yang menang,kalau sudah demikian bagaimana nasib dari pemilik Toko Tradisional?pilihannya tinggal satu berubah atau mati. sumber:http://kumpulan-artikel-menarik.blogspot.com/2009/12/pertarungan-alfamart-vs-indomaret.html

Bagaimana Proses Jual-Beli Saham

Bagaimana Proses Jual-Beli Saham
Gambar 1 dan 2 (antara wanita pembeli dan pialang beli) Suatu hari….. wanita (pembeli saham) : Mas pialang, saya mau beli saham dong! Pria (Pialang) : O.K, ntar yach! Gambar 2 dan 3 (antara pialang beli dan kantor pialang A) Pria (pialang) : Mas, tolong dicari. Pria 2 (pialang A) : Oke! Gambar 3 dan 4 (Penjual saham dan Pialang jual) Sementara itu………… Pria (Penjual saham) : Mbak! saham saya tolong dijual saja deh! wanita (Pialang jual) : Baik, Pak! Gambar 4 dan 5 (penjual saham dan Pialang jual) Wanita (Pialang jual) : Mbak jual nih. Pialang di kantor pialang B : Siip! Sementara itu para pialang mencari informasi di komputer……. Gambar 7 Pria : Ada yang mau jual? wanita : Mau beli nggak? dijual nih…. Gambar 8 Proses negosiasi……….. Pembeli saham : Nggak bisa kurang sedikit lagi harga sahamnya? wanita pialang : Wah…… sudh harga pass tuh! Gambar 9 …..Sepakat Gambar 10 …..Dan semuanya pun bahagia.

Cinta Bisa Kurangi Rasa Sakit

Cinta Bisa Kurangi Rasa Sakit
Ada lagu yang bilang cinta itu menyakitkan. Tapi faktanya cinta juga menyenangkan. Bahkan bisa menghadirkan perasaan nyaman. Secara ilmiah, ternyata terbukti bahwa cinta memang membawa kebaikan. Sebuah studi melibatkan 25 orang perempuan yang diikutkan dalam eksperimen. Mereka diminta untuk berpegangan tangan dengan pasangannya, tangan orang asing, dan memegang bola. Sementara mereka memegang objek berbeda-beda itu, para perempuan tersebut juga diberi stimulus rasa sakit. Hasilnya, rasa sakit itu berkurang saat mereka memegang tangan pasangannya. Tes selanjutnya, masih dengan stimulus rasa sakit. Setiap perempuan diperlihatkan gambar kursi, orang asing, dan pasangannya. Cukup dengan melihat foto pasanga saja, ternyata rasa sakit terasa berkurang. Wow, luar biasa bukan efek rasa cinta itu? “Percobaan ini membuktikan bagaimana perasaan kita bisa berubah tergantung pada dukungan pengaruh manusia lain,” Naomi Eisenberger, asisten profesior psikologi UCLA yang terlibat di studi ini. Menurut Eisenberger, secara tipikal kita akan berpikir bahwa dukungan sosial bisa membuat kita merasa lebih baik. Ini merupakan jenis dimana kita memiliki kebutuhan emosional akan kehadiran orang lain. Bahkan dari studi ini, cukup dengan melihat foto orang yang kita sayangi saja bisa lumayan berpengaruh mengurangi rasa sakit. Studi ini memang masih tergolong studi kecil dan memerlukan studi lanjutan lebih jauh. Detil dari hasil studi ini dipublikasikan di jurnal Psychological Science. Jadi, kalau kita sedang sakit, jika orang yang kita cintai sedang jauh, lebih baik memandangi fotonya saja. Sudah lumayan meredakan rasa sakit.

air terjun sipiso-piso

air terjun sipiso-piso

Anjing Lebih Pintar dari Kucing

Anjing Lebih Pintar dari Kucing
Mana yang lebih pintar, anjing apa kucing? Kalau mitos yang beredar sih, anjing lebih cerdas dari kucing. Sejumlah film dan buku juga lebih banyak menghadirkan tokoh anjing sebagai hewan peliharaan istimewa. Bagaimana kalau dari sisi sains? Ilmuwan mengadakan rangkaian eksprsimen. Kucing-kucing dihadapkan pada benang dengan umpan di ujungnya, ada juga yang tidak berumpan. Kucing-kucing tidak mampu mengenali mana benang yang dikaitkan dengan umpan. Sedangkan anjing-anjing mudah mengenali dan mampu melacak umpan itu. Sebab Akibat “Kucing tak memahami koneksi sebab akibat di antara objek,” jelas peneliti. Mungkin itu bisa menjelaskan mengapa kucing akan tetap terus menggelendot dan mencakari tuannya walau sang tuan sudah memberitahu mereka tak suka dibegitukan. Dengakan anjing, jika diberitahu agar menghentikan aksinya, mereka segera paham. Studi pada tahun 2007 membuktikan bahwa anjing mampu menggunakan komputer layar sentuh secara akurat untuk mengelompokkan warna foto dengan mengenali mana foto anjing dan bukan.

SMA katolik Kabanjahe

SMA katolik Kabanjahe