Minggu, 30 Januari 2011

Jenis-jenis Uis (kain) Suku Karo




Berikut adalah jenis-jenis pakaiat adat Karo sekaligus fungsi-fungsi dari pakaian adat tersebut:
Uis nipes
1. Untuk tudung, “maneh-maneh” (kado untuk perempuan), untuk mengganti pakaian orang tua         (pihak perempuan) dan sebagai alas “pinggan pasu” (piring) pada saat memberikan mas kawin dalam upacara adat.
2. Uis julu
Untuk sarung, “maneh-maneh”, untuk mengganti pakaian orang tua (untuk laki-laki) dan selimut.
3. Gatip gewang
Untuk menggendong bayi perempuan dan “abit” (sarung) laki-laki
4. Gatip jongkit
Untuk “gonje” (sarung) upacara adat bagi laki-laki dan selimut bagi “kalimbubu” (paman).
5. Gatip cukcak
Kegunaannya sama dengan gatip gewang, bedanya adalah gatip cukcak ini tidak pakai benang emas.
6. Uis pementing
Untuk ikat pinggang bagi laki-laki
7. Batu jala
Untuk tudung bagi anak gadis pada pesta “guro-guro aron”. Boleh juga dipakai laki-laki, tapi harus 3 lapis, yaitu: uis batu jala, uis rambu-rambu dan uis kelam-kelam.
8. Uis arinteneng
Sebagai alas waktu menjalankan mas kawin dan alas piring tempat makan pada waktu “mukul” (acara makan pada saat memasuki pelaminan), untuk memanggil roh, untuk “lanam” (alas menjunjung kayu api waktu memasuki rumah baru), untuk “upah tendi” (upah roh), diberikan sebagai penggendong bayi dan alas bibit padi.
9. Uis kelam-kelam
Untuk tudung orang tua, untuk “morah-morah” (kado untuk laki-laki), dan boleh juga dipakai oleh laki-laki dalam upacara adat, tapi disertai batu jala dan rambu-rambu.
10. Uis cobar dibata
Untuk upacara kepercayaan, seperti “uis jinujung”, “berlangir” dan “ngelandekken galuh”.
11. Uis beka buluh
Untuk “bulang-bulang” diikatkan di kepala laki-laki pada upacara adat.
12. Uis gara
Untuk penggendong anak-anak, tudung untuk orang tua dan anak gadis.
13. Uis jujung-jujungen
Untuk melapisi bagian atas tudung bagi kaum wanita yang mengenakan tudung dalam upacara adat.


Transportasi orang karo

Transportasi semacam nini tentu tidak asing lagi bagi masyarakat karo.
Trasportasi ini dinamakan "kereta atau Graita Lembu/kerbo"
Transportasi ini unik dan tidak memerlukan biaya. Masyarakat karo biasanya mengunakan transportasi ini keladang untuk mengangkut barang atau pekerja (aron).
Silahkan  mencoba bagi anda yang belum pernah menaikinya dan jangan hawatir karena ini gratis tanpa memungut kocek anda.

Sistem perkawinan Orang Karo

Bagi orang Batak Karo, sistem kekerabatan dan perkawinan begitu menentukan keberlangsungan tatanan adat-istiadat serta struktur sosialnya secara harmonis. Karenanya, mereka berupaya menjaga perkawinan ideal dalam tradisi Karo, yakni si pemuda atau gadis wajib menikahi impal-nya (pasangan idealnya). Aturan main dalam perkawinan ideal orang Batak Karo adalah pernikahan sepupu-silang.
Salah satu syarat pernikahan sepupu-silang ini ialah pasangan ideal atau impal si pria adalah harus anak perempuan dari saudara laki-laki ibu. Sementara impal bagi si gadis adalah anak laki-laki dari saudara perempuan ayah.
Larangan berlaku bila si pria ingin menikahi anak perempuan dari saudara perempuan ayah, hal ini lantaran anak dari saudara perempuan ayah dianggap sebagai turang impal atau tabu dikawini.
Alasannya sederhana, agar terhindar dari hubungan timbal-balik atau saling tukar pada arah pertukaran gadis di tiap klen. Hal ini nantinya berkaitan dengan benda yang dipertukarkan saat ritual perkawinan, serta hak dan kewajiban yang ditanggung oleh kelompok kerabat dalam kehidupan sosial sehari-hari.
Jika hal ini dilanggar, maka artinya relasi klen kalimbubu-anakberu (kerabat pemberi gadis-kerabat penerima gadis) akan berubah tiap generasi dan melahirkan struktur sosial yang lain sama sekali dalam masyarakat Karo. Hubungan kalimbubu-anakberu dimengerti sebagai relasi antardua klen karena perkawinan yang terjadi antara pria-gadis lintas klen (Ahimsa-Putra, 1986).
Menariknya, bagi orang Batak Karo perkawinan semacam ini dianggap sesuai dengan keteraturan alam (natural order of things). Ini tecermin dalam ritual perkawinan sepupu-silang yang matrilateral. Perkawinan semacam ini juga dipercaya memiliki daya pelindung serta penyembuh bagi seseorang yang sakit.
Di samping itu, mereka juga melarang pernikahan saudara sekandung (senina) dan kerabat lain yang termasuk kategori senina-senina (kerabat dekat). Kategori senina ini dilihat dari keturunan satu ayah atau satu kakek (Ahimsa-Putra, 1986). Larangan lainnya ialah ketika terjadi situasi di mana seorang pemuda A hendak menikahi gadis B yang saudara pria sekandungnya telah menikahi saudara perempuan sekandung si pemuda A.
Kedua larangan itu diterapkan secara ketat dan tidak boleh dilanggar sama sekali untuk menjaga pranata dan relasi sosial yang fundamental dalam masyarakat Batak Karo, yaitu sangkep sitelu. Sangkep sitelu atau “tiga yang utuh” ini terdiri dari unsur kelompok anakberu-senina-kalimbubu yang berfungsi sebagai media pemersatu dalam pertalian kekerabatan orang Batak Karo.
Ketiga unsur dalam sangkep sitelu menjadi kunci dasar penggerak kehidupan adat dan sistem ini mewujud secara fungsional dalam upacara adat seperti perkawinan, kematian, dan penyelesaian pertikaian. Apabila aturan ini diabaikan maka yang terjadi ialah kekacauan.
Dalam perkawinan misalnya, senina ialah kelompok yang berhak diberi gadis oleh kelompok kalimbubu, sementara anakberu merupakan kelompok yang berhak menerima gadis dari senina. Unsur anakberu-kalimbubu-senina ini juga tampak dalam pendirian desa. Desa baru boleh didirikan dan dikatakan lengkap bila selain ada klen tertentu, unsur sangkep sitelunya juga harus tinggal di sana (Singarimbun, 1975).
Pada struktur sistem politik tradisional mereka, aktivitas kepala desa dibantu oleh salah satu anakberu-nya dan seorang senina-nya, sedang kalimbubu-nya berperan sentral dalam upacara adat dan keagamaan. Ini berlaku pula dalam rumah adat. Idealnya satu rumah dihuni oleh sangkep sitelu yang masing-masing akan menempati ruangan tertentu dalam rumah. Saat upacara memasuki rumah baru pertama kali, pemilik rumah akan diiringi oleh kerabat-kerabatnya (senina), anakberu, dan juga kalimbubu-nya.
Dari potret sistem perkawinan dan kekerabatan adat Batak Karo di atas, setidaknya kita dapat memetik nilai positif untuk kehidupan kekinian yang begitu modern, bahwa di dalam alam masyarakat yang sederhana terdapat norma yang menjamin kerekatan sosial antarklen dan subklan.
Juga, ada tanggung jawab sosial yang mesti diemban oleh tiap individu di  lingkup merga, seperti saling tolong-menolong dan berbagi kebahagiaan serta kesedihan. Dan ini semua dilakukan demi menjaga keharmonisan kehidupan.

Singuda-nguda karo


Cikutu pe Gotong-royong o Bibi ,,,,,,,

Ini Yang dinamakan orang karo itu penuh semangat dalam bergotong royong.

Rumah Adat Karo




Berdasarkan bentuk atap, rumah adat karo dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
a. Rumah sianjung-anjung
Rumah sianjung-anjung adalah rumah bermuka empat atau lebih, yang dapat juga terdiri atas sat atau dua tersek dan diberi bertanduk.
   b. Rumah Mecu.
Rumah mecu adalah rumah yang bentuknya sederhana, bermuka dua mempunyai sepasang tanduk.

Sementara menurut binangun, rumah adat Karo pun dapat dibagi atas dua yaitu:
a. Rumah Sangka Manuk.
    Rumah sangka manuk yaitu rumah yang binangunnya dibuat dari balok tindih-menindih.
b. Rumah Sendi.
Rumah sendi adalah rumah yang tiang rumahnya dibuat berdiri dan satu sama lain dihubungkan dengan balok-balok sehingga bangunan menjadi sendi dan kokoh. Dalam nyanyian rumah ini sering juga disebut Rumah Sendi Gading Kurungen Manik.
Rumah adat Karo didirikan berdasarkan arah kenjahe (hilir) dan kenjulu (hulu) sesuai aliran air pada suatu kampung.
Jabu dalam Rumah Adat
Rumah adat biasanya dihuni oleh empat atau delapan keluarga. Penempatan keluarga-keluarga itu dalam bagian rumah adat (jabu) dilakukan berdasarkan ketentuan adat Karo. Rumah adat secara garis besar dapat dibagi atas jabu jahe (hilir) dan jabu julu (hulu). Jabu jahe terbagi atas jabu bena kayu dan jabu lepar benana kayu. Demikian juga jabu kenjulu dibagi atas dua, yaitu jabu ujung kayu dan jabu rumah sendipar ujung kayu. Inilah yang sesungguhnya disebut sebagai jabu adat. Rumah-rumah adat empat ruang ini dahulunya terdapat di Kuta Buluh, Buah Raja, Lau Buluh, Limang, Perbesi, Peceren, Lingga, dan lain-lain.
Ada kalanya suatu rumah adat terdiri dari delapan ruang dan dihuni oleh delapan keluarga. Malahan kampung Munte ada rumah adat yang dihuni oleh enam belas keluarga. Dalam hal rumah adat dihuni oleh delapan keluarga, sementara dapuar dalam rumah adat hanya ada empat, masing-masing jabu dibagi dua, sehingga terjadilah jabu-jabu sedapuren bena kayu, sedapuren ujung kayu, sedapuren lepar bena kayu, dan jabu sedapuren lepar ujung kayu.
Adapun susunan jabu dan yang menempatinya adalah sebagai berikut:
1. Jabu Benana Kayu.
Terletak di jabu jahe. Kalau kita kerumah dari ture jahe, letaknya sebelah kiri. Jabu ini dihuni oleh para keturunen simantek kuta (golongan pendiri kampung) atau sembuyak-nya.
Fungsinya adalah sebagai pemimpin rumah adat.

2. Jabu ujung Kayu (anak beru).
jabu ini arahnya di arah kenjulu rumah adat. Kalau kita masuk kerumah adat dari pintu kenjulu, letaknya disebelah kiri atau diagonal dengan letak jabu benana kayu. Jabu ini ditempati oleh anak beru kuta atau anak beru dari jabu benana Kayu.
Fungsinya adalah sebagai juru bicara jabu bena kayu.
3. Jabu Lepar Benana Kayu
Jabu ini di arah kenjahe (hilir). Kalau kita kerumah dari pintu kenjahe letaknya disebelah kanan, Penghuni jabu ini adalah sembuyak dari jabu benana kayu.
Fungsinya untuk mendengarkan berita-berita yang terjadi diluar rumah dan menyampaikan hal itu kepada jabu benana kayu. Oleh karena itu, jabu ini disebut jabu sungkun berita (sumber informasi).

4. Jabu lepar ujung kayu (mangan-minem)
Letaknya dibagian kenjulu (hulu) rumah adat. Kalau kita masuk dari pintu kenjulu ke rumah adat, letaknya di sebelah kanan. Jabu ini ditempati oleh kalimbubu jabu benana kayu. Oleh karena itu, jabu ini disebut jabu si mangan-minem.
Keempat jabu inilah yang disebut dengan jabu adat, karena penempatannya harus sesuai dengan adat, demikian juga yang menempatinya ditentukan menurut adat. Akan tetapi, adakalanya juga rumah adat itu terdiri dari delpan atau enam belas jabu.

5. Jabu sedapuren benana kayu (peninggel-ninggel).
Jabu ini ditempati oleh anak beru menteri dari rumah si mantek kuta (jabu benana kayu), dan sering pula disebut jabu peninggel-ninggel. Dia ini adalah anak beru dari ujung kayu.

6. jabu sidapuren ujung kayu (rintenteng).
Ditempati oleh sembuyak dari ujung kayu, yang sering juga disebut jabu arinteneng. Tugasnya adalah untuk engkapuri belo, menyerahkan belo kinapur (persentabin) kepada tamu jabu benana kayu tersebut. Oleh karena itu, jabu ini disebut juga jabu arinteneng.

7. Jabu sedapuren lepar ujung kayu (bicara guru).
Dihuni oleh guru (dukun) atau tabib yang mengetahui berbagai pengobatan. Tugasnya mengobati anggota rumah yang sakit.

8. Jabu sedapuren lepar benana kayu
Dihuni oleh puang kalimbubu dari jabu benana kayu disebut juga jabu pendungi ranan. Karena biasanya dalam runggun adat Karo persetujuan terakhir diberikan oleh puang kalimbubu.
     Sumber: Darwin Prinst (Adat Karo)

Lestarikan Budaya Tanah Karo




Suku Karo adalah suku asli yang mendiami Dataran Tinggi Karo, Kabupaten Deli Serdang, Kota Binjai, Kabupaten Langkat, Kabupaten Dairi, Kota Medan, dan Kabupaten Aceh Tenggara. Nama suku ini dijadikan salah satu nama kabupaten di salah satu wilayah yang mereka diami (dataran tinggi Karo) yaitu Kabupaten Karo. Suku ini memiliki bahasa sendiri yang disebut Bahasa Karo. Suku Karo mempunyai sebutan sendiri untuk orang Batak yaitu Kalak Teba umumnya untuk Batak Tapanuli. Pakaian adat suku Karo didominasi dengan warna merah serta hitam dan penuh dengan perhiasan emas.
           Suku Karo memiliki sistem kemasyarakatan atau adat yang dikenal dengan nama merga silima, tutur siwaluh, dan rakut sitelu. Masyarakat Karo mempunyai sistem marga (klan). Marga atau dalam bahasa Karo disebut merga tersebut disebut untuk laki-laki, sedangkan untuk perempuan yang disebut beru. Merga atau beru ini disandang di belakang nama seseorang. Merga dalam masyarakat Karo terdiri dari lima kelompok, yang disebut dengan merga silima, yang berarti marga yang lima. Kelima merga tersebut adalah Karo-karo,Tarigan,Ginting,Sembiring,Perangin-angin
Kelima merga ini masih mempunyai submerga masing-masing. Setiap orang Karo mempunyai salah satu dari merga tersebut. Merga diperoleh secara otomatis dari ayah. Merga ayah juga merga anak. Orang yang mempunyai merga atau beru yang sama, dianggap bersaudara dalam arti mempunyai nenek moyang yang sama. Kalau laki-laki bermarga sama, maka mereka disebut (b)ersenina, demikian juga antara perempuan dengan perempuan yang mempunyai beru sama, maka mereka disebut juga (b)ersenina. Namun antara seorang laki-laki dengan perempuan yang bermerga sama, mereka disebut erturang, sehingga dilarang melakukan perkimpoian, kecuali pada merga Sembiring dan Peranginangin ada yang dapat menikah diantara mereka.

Rakut Sitelu
Hal lain yang penting dalam susunan masyarakat Karo adalah rakut sitelu atau daliken sitelu (artinya secara metaforik adalah tungku nan tiga), yang berarti ikatan yang tiga. Arti rakut sitelu tersebut adalah sangkep nggeluh (kelengkapan hidup) bagi orang Karo. Kelengkapan yang dimaksud adalah lembaga sosial yang terdapat dalam masyarakat Karo yang terdiri dari tiga kelompok, yaitu kalimbubu,anak beru
senina, Kalimbubu dapat didefinisikan sebagai keluarga pemberi isteri, anak beru keluarga yang mengambil atau menerima isteri, dan senina keluarga satu galur keturunan merga atau keluarga inti.
Tutur siwaluh
 Tutur siwaluh adalah konsep kekerabatan masyarakat Karo, yang berhubungan dengan penuturan, yaitu terdiri dari delapan golongan puang kalimbubu,kalimbubu,senina,sembuyak,senina sipemeren,senina sepengalon/sedalanen,anak beru,anak beru menteri.
Dalam pelaksanaan upacara adat, tutur siwaluh ini masih dapat dibagi lagi dalam kelompok-kelompok lebih khusus sesuai dengan keperluan dalam pelaksanaan upacara yang dilaksanakan, yaitu  Puang kalimbubu adalah kalimbubu dari kalimbubu seseorang . Kalimbubu adalah kelompok pemberi isteri kepada keluarga tertentu, kalimbubu ini dapat dikelompokkan lagi menjadi Kalimbubu bena-bena atau kalimbubu tua, yaitu kelompok pemberiisteri kepada kelompok tertentu yang dianggap sebagai kelompok pemberi isteri adal dari keluarga tersebut. Misalnya A bermerga Sembiring bere-bere Tarigan, maka Tarigan adalah kalimbubu Si A. Jika A mempunyai anak, maka merga Tarigan adalah kalimbubu bena-bena/kalimbubu tua dari anak A. Jadi kalimbubu bena-bena atau kalimbubu tua adalah kalimbubu dari ayah kandung. Kalimbubu simada dareh adalah berasal dari ibu kandung seseorang. Kalimbubu simada dareh adalah saudara laki-laki dari ibu kandung seseorang. Disebut kalimbubu simada dareh karena merekalah yang dianggap mempunyai darah, karena dianggap darah merekalah yang terdapat dalam diri keponakannya. Kalimbubu iperdemui, berarti kalimbubu yang dijadikan kalimbubu oleh karena seseorang mengawini putri dari satu keluarga untuk pertama kalinya. Jadi seseorang itu menjadi kalimbubu adalah berdasarkan perkimpoian. Senina, yaitu mereka yang bersadara karena mempunyai merga dan submerga yang sama. Sembuyak, secara harfiah se artinya satu dan mbuyak artinya kandungan, jadi artinya adalah orang-orang yang lahir dari kandungan atau rahim yang sama. Namun dalam masyarakat Karo istilah ini digunakan untuk senina yang berlainan submerga juga, dalam bahasa Karo disebut sindauh ipedeher (yang jauh menjadi dekat). Sipemeren, yaitu orang-orang yang ibu-ibu mereka bersaudara kandung. Bagian ini didukung lagi oleh pihak siparibanen, yaitu orang-orang yang mempunyai isteri yang bersaudara. Senina Sepengalon atau Sendalanen, yaitu orang yang bersaudara karena mempunyai anak-anak yang memperisteri dari beru yang sama. Anak beru, berarti pihak yang mengambil isteri dari suatu keluarga tertentu untuk diperistri. Anak beru dapat terjadi secara langsung karena mengawini wanita keluarga tertentu, dan secara tidak langsung melalui perantaraan orang lain, seperti anak beru menteri dan anak beru singikuri.Anak beru ini terdiri lagi atas anak beru tua, adalah anak beru dalam satu keluarga turun temurun. Paling tidak tiga generasi telah mengambil isteri dari keluarga tertentu (kalimbubunya). Anak beru tua adalah anak beru yang utama, karena tanpa kehadirannya dalam suatu upacara adat yang dibuat oleh pihak kalimbubunya, maka upacara tersebut tidak dapat dimulai. Anak beru tua juga berfungsi sebagai anak beru singerana (sebagai pembicara), karena fungsinya dalam upacara adat sebagai pembicara dan pemimpin keluarga dalam keluarga kalimbubu dalam konteks upacara adat. Anak beru cekoh baka tutup, yaitu anak beru yang secara langsung dapat mengetahui segala sesuatu di dalam keluarga kalimbubunya. Anak beru sekoh baka tutup adalah anak saudara perempuan dari seorang kepala keluarga. Misalnya Si A seorang laki-laki, mempunyai saudara perempuan Si B, maka anak Si B adalah anak beru cekoh baka tutup dari Si A. Dalam panggilan sehari-hari anak beru disebut juga bere-bere mama. Anak beru menteri, yaitu anak berunya anak beru. Asal kata menteri adalah dari kata minteri yang berarti meluruskan. Jadi anak beru minteri mempunyai pengertian yang lebih luas sebagai petunjuk, mengawasi serta membantu tugas kalimbubunya dalam suatu kewajiban dalam upacara adat. Ada pula yang disebut anak beru singkuri, yaitu anak berunya anak beru menteri. Anak beru ini mempersiapkan hidangan dalam konteks upacara adat.


Tari tradisional
Suku Karo mempunyai beberapa tari tradisional, di antaranya:
Piso Surit
Lima Serangkai
Terang Bulan
Kegiatan Budaya
Merdang merdem = "kerja tahun" yang disertai "Gendang guro-guro aron".
Mahpah = "kerja tahun" yang disertai "Gendang guro-guro aron".
Mengket Rumah Mbaru - Pesta memasuki rumah (adat - ibadat) baru.
Mbesur-mbesuri - "Ngerires" - membuat lemang waktu padi mulai bunting.
Ndilo Udan - memanggil hujan.
Rebu-rebu - mirip pesta "kerja tahun".
Ngumbung - hari jeda "aron" (kumpulan pekerja di desa).
Erpangir Ku Lau - Buang Sial.
Raleng Tendi - "Ngicik Tendi" = memanggil jiwa setelah seseorang kurang tenang karena terkejut secara suatu kejadian yang tidak disangka-sangka.
Motong Rambai - Pesta kecil keluarga - handai taulan untuk memanggkas habis rambut bayi (balita) yang terjalin dan tidak rapi.
Ngaloken Cincin Upah Tendi - Upacara keluarga pemberian cincin permintaan dari keponakan (dari Mama ke Bere-bere atau dari Bibi ke Permain).
Ngaloken Rawit - Upacara keluarga pemberian pisau (tumbuk lada) atau belati atau celurit kecil yang berupa permintaan dari keponakan (dari Mama ke Bere-bere) - keponakan laki-laki.

Kebiasaan Orang Karo Makan Sirih

Kebiasaan Orang Karo Makan Sirih
Ban Belota nini ,,, hehehheee. Dalam masyarakat karo dikenal dikenal dengan makan sirih atau bahasa karo "man Belo" Hal semacam ini sudah menjadi tradisi bagi mereka. Unsur2 yang terdapat didalamnya yaitu terdiri atas Daun sirih,pinang,kapur sirih,Gambir(gaktau bahasa indo nya apaaann heheh,tembakau (bahasa karo:mbakau) Tidak hanya orang tua saja tapi hal ini juga banyak digemari oleh kaum muda Spt saya hehehe :) (tidak perlu di contoh)!!! Makan sirih (man belo) ada juga sisi positif dan ada juga sisi negatifnya. Sisi positifnya yaitu dapat membuat gigi menjadi lebih kuat dan tidak gampang rapuh atau retak dan dapat mengobati sakit gigi. Sisi negatifnya yaitu dapat membuat seseorang menjadi ketagihan atau kecanduan. Karena didalam Tembakau itu terdapat unsur Nikotin nah lo bahaya,,jgn coba2 sebelum anda ketagihan,Dapat membuat orang pusing bila tidak cocok menggunakan tembakaunya, dan dapat juga membuat gigi menjadi hitam Spt gigi orang perokok berat. Kalau pingin tahu liat gigi Kambing yang gak pernah gosok gigi(hahahhaha) :)

Aborsi. Kejam!!

Aborsi. Kejam!!
Abortion atau dalam bahasa Melayunya ialah ‘pengguguran (anak)’, atau lebih tepat lagi ialah pembuangan pramasa janin daripada rahim. Ada macam-macam cara proses pengguguran ni di jalankan.. Antaranya ialah; - Abortion by dilation and curettage atau dilation and extraction (D&X) - Abortion by vacuum aspiration - Abortion by salt-poisoning Tapi untuk post kali ini, yang mau diceritakan yang Dilation and Extraction (D&X) Cara ini digunakan untuk fetus yang berumur 5 bulan dan ke atas, di mana jelas sekali bayi dalam kandungan ni mampu untuk rasa sakit sebab secara kasarnya, bayi ni da boleh di katakana fully-grown. Sebelum lakukan abortion type ni, bukaan cervix perlu dibuka, so nanti masa operasi pengguguran itu alat2 sengat sakit masuk. Selepas melakukan pengguguran cara D&X ini, bukaan cervix perempuan akan jadi lebih besar selame 2 hingga 3 hari lamanya. Proses pengguguran cara sedemikian menggunakan teknologi ultra-sound, di mana ultra sound itu untuk guide child killer  Doctor akan menjadikan kedudukan bayi itu in a breech position (kedudukan bayi songsang, means kaki keluar dulu..the legs come out first, instead of the head) Dengan menggunakan forceps, kaki bayi akan ditarik keluar melalui birth canal (laluan bayi dikeluarkan secara normal)..

Gundala-gundala

Gundala-gundala
Gundala-gundala adalah atraksi kesenian pada Masyarakat Kabupaten Karo dengan menggunakan "topeng" kayu. Gundala-gundala pada masa lampau ditampilkan dalam upacara "ndilo wari udan" (memanggil hujan) pada musim kemarau panjang (di beberapa desa masih dilaksanakan sampai sekarang). Pada mulanya atraksi ini ditampilkan di Desa Seberaya mengisahkan legenda/dongeng si Gurda Gurdi. Menurut kisahnya, di masa lampau di dataran tinggi Karo hidup masyarakat yang rukun dan damai dipimpin seorang raja yang disebut "Sibayak" Sang raja memiliki satu-satunya keturunan yaitu seorang anak perempuan. Anak raja diperlakukan sebagai sorang putri yang yang sangat dimanjakan raja dengan sejumlah dayang-dayang yang senantiasa siap melayaninya. Setelah dewasa, sang putri menikah dengan seorang pemuda yang gagah perkasa, seorang pegawai istana yang saat itu bertugas sebagai kepala pengawal raja. Setelah perkawinannya, sang pengawal raja diberi jabatan baru sebagai Panglima Kerajaan. Suatu hari raja mengajak panglima untuk berburu di hutan yang lebat. Di tengan hutan rimba, rombongan ini bertemu dengan seekor burung raksasa, burung yang sangat sakti jelmaan seorang pertapa yang sakti mandraguna bernama Gurda Gurdi. Burung Gurda Gurdi tidak seperti hewan lainnya, dia mampu berbicara seperti layaknya seorang manusia. Pada saat rombongan Raja dan panglimanya bertemu dengan burung ini, burung Gurda Gurdi menyapa salam sang raja seraya menunjukkan rasa hormatnya, membuat panglima raja menaruh simpati dan mengajaknya pulang untuk tinggal di Istana Raja menemani istrinya sang putri raja. Hari-hari kehidupan sang putri yang ditemani Gurda Gurdi bertambah ceria dan bahagia, karena pada saat Panglima kerajaan suaminya melaksanakan tugas keluar daerah, Gurda Gurdi mampu menghibur sang putri sekaligus mampu memberikan perlindungan yang sempurna, karena burung jelmaan pertapa sakti ini tidak hanya tangguh dalam dunia persilatan, namun juga ampuh menangkal semua jenis racun, mantra, guna-guna, termasuk ilmu santet. Sisi lain dari kesaktian Burung raksasa ini adalah pantangan yang telah disumpahkannya sejak dahulu yakni paruhnya yang merupakan simbol kehormatannya tidak boleh dipegang. Suatu ketika, selagi sang putri asyik bercanda dengan putri raja, tanpa sengaja sang putri memegang paruh Gurda Gurdi yang membuat burung ini berang dan tidak menunjukkan sikap bersahabat. Mengetahui keadaan ini, panglima raja suaminya berusaha membujuk Gurda Gurdi dengan "mengelus" paruh burung tersebut. Ketidaktahuan keluarga raja atas karakter dan sifat Gurda Gurdi membuat terjadinya kemarahan yang berulang, karena paruh Gurda Gurdi kembali dielus, padahal tindakan tersebut dianggap sang burung sebagai bentuk pelecehan yang sangat menyakitkan. Gurda Gurdi menjadi marah besar, dengan mata merah dan bulu berdiri, dia melakukan sambaran dan pukulan kearah Panglima. semakin lama pertarungan kedua jawara sakti ini bertambah sengit, sang panglima pun tidak kalah sigap, sebagai pria sejati yang gagah perkasa dan sakti mandraguna dia tidak mau dipermalukan oleh seekor burung. Pertarungan yang sengit terus berlangsung selama beberapa hari, banyak kerbau mati terkena pukulan jarak jauh salah sasaran serta pohon-pohon bertumbangan akibat pertarungan kedua jawara dan belum ada tanda-tanda menunjukkan pihak yang lebih kuat atau yang lebih lemah. Melihat bahwa pertarungan ini telah menimbulkan keresahan bagi raja dan seluruh istana, Raja memerintahkan para pengawalnya untuk membantu panglima dengan menyalurkan tenaga dalam dari jarak jauh, akibatnya Gurda Gurdi terhempas ke tanah terkena pukulan mematikan dibagian kepalanya. Kematian Gurda Gurdi dihormati sebagai kematian seorang pahlawan Kerajaan, seluruh Istana berkabung, rakyat ikut berkabung bahkan Hari tiba-tiba mendung dan menitikkan air tanda berkabung nya, hujan deraspun melanda seluruh negeri. Demikianlah setiap kali atraksi atau tarian Gundala-gundala dilaksanakan dalam upacara Ndilo Wari Udan akan diahiri dengan suatu keadaan turunnya Hujan Deras.......

Indomart Vs Alfamart

Indomart Vs Alfamart
Pertarungan Mini Market Consumer Good Modern saat ini tak akan lepas dan selalu identik dengan Pertarungan Alfamart vs Indomaret di suatu lokasi,jika salah satu diantaranya didirikan maka yang yang lain akan mengekor,kehadiran Mini Market ini tidak hanya saling mencakar satu sama lain namun imbasnya juga menerjang warung atau Toko Retail Tradisional disekelilingnya,dan biasanya toko tradisional tersebut tak bisa membendung pelanggannya untuk berpindah ke Alfamart atau Indomaret. Padahal beberapa tahun lalu keberadaan Mini Market Alfamart atau Indomaret tersebut tidaklah dikenal masyarakat,bahkan kala itu banyak cibiran dan nada miring yang dialamatkan pada kedua Mini Market tersebut,tidak sedikit yang mengatakan bahwa keberadaan Mini Market Modern itu tidak akan berumur panjang akibat kalah bersaing dengan toko tradisional yang mempunyai harga produk jauh lebih murah. Namun ternyata kini nada cibiran atau nada miring itu entah ada dimana,yang ada sekarang justru decak kagum atas fenomena perkembangan Mini Market Modern Alfamart atau Indomaret,kedua Mini Market ini mengusung Toko Retail Modern yang mempunyai ciri khas ruang pajang dengan rak-rak yang tersusun rapi, variasi produk yang sangat banyak, pembayaran yang praktis dengan sistem kasir, ruangan ber-AC, tidak pengap, harga yang sangat kompetitif. Strategi dan konsep inilah masyarakat langsung jatuh cinta,kondisi tersebut tidak lagi bisa diikuti oleh para Toko Tradisional,mereka ini berlahan tapi pasti ditinggal oleh pelanggannya,dan mereka harus menghadapi pil pahit realita ini,melihat perkembangan ini tidak disia-siakan oleh Alfamart atau Indomaret,keduanya pun melebarkan sayap dengan me-Waralaba-kan TokoRetail Modern-nya. Alfamart ataupun Indomaret semakin agresif dalam penetrasi Toko Retail-nya,siapa yang Pertama dilokasi dialah yang akan menjadi pemenang,motto pertarungan inilah yang membuat Toko Retail Modern lainnya tertatih-tatih mengejar keperkasaan keduannya,apalagi nasib Toko Tradisional,yang semakin waktu semakin tergerus omsetnya. Pertarungan Alfamart vs Indomaret semakin seru saja,Keduanya tak segan untuk mendorong Waralaba-nya untuk bertarung langsung berhadap-hadapan (head to head),kadang karena ngototnya pe-Waralaba-nya disuatu tempat atau di satu jalan yang sama bisa ada 2 Toko Retail Alfamart,atau 2 Toko Retail Indomaret. Keberadaan Alfamart atau Indomaret ini semakin bertumbuh,telah ribuan Toko Retail Modern ini didirikan,Persaingan Alfamart vs Indomaret semakin mengarah kepada sisi pelayanan,dengan pelayaan yang maksimal kepada pengunjung akan membedakan keduannya,akhirnya nanti tinggal satu yang menang,kalau sudah demikian bagaimana nasib dari pemilik Toko Tradisional?pilihannya tinggal satu berubah atau mati. sumber:http://kumpulan-artikel-menarik.blogspot.com/2009/12/pertarungan-alfamart-vs-indomaret.html

Bagaimana Proses Jual-Beli Saham

Bagaimana Proses Jual-Beli Saham
Gambar 1 dan 2 (antara wanita pembeli dan pialang beli) Suatu hari….. wanita (pembeli saham) : Mas pialang, saya mau beli saham dong! Pria (Pialang) : O.K, ntar yach! Gambar 2 dan 3 (antara pialang beli dan kantor pialang A) Pria (pialang) : Mas, tolong dicari. Pria 2 (pialang A) : Oke! Gambar 3 dan 4 (Penjual saham dan Pialang jual) Sementara itu………… Pria (Penjual saham) : Mbak! saham saya tolong dijual saja deh! wanita (Pialang jual) : Baik, Pak! Gambar 4 dan 5 (penjual saham dan Pialang jual) Wanita (Pialang jual) : Mbak jual nih. Pialang di kantor pialang B : Siip! Sementara itu para pialang mencari informasi di komputer……. Gambar 7 Pria : Ada yang mau jual? wanita : Mau beli nggak? dijual nih…. Gambar 8 Proses negosiasi……….. Pembeli saham : Nggak bisa kurang sedikit lagi harga sahamnya? wanita pialang : Wah…… sudh harga pass tuh! Gambar 9 …..Sepakat Gambar 10 …..Dan semuanya pun bahagia.

Cinta Bisa Kurangi Rasa Sakit

Cinta Bisa Kurangi Rasa Sakit
Ada lagu yang bilang cinta itu menyakitkan. Tapi faktanya cinta juga menyenangkan. Bahkan bisa menghadirkan perasaan nyaman. Secara ilmiah, ternyata terbukti bahwa cinta memang membawa kebaikan. Sebuah studi melibatkan 25 orang perempuan yang diikutkan dalam eksperimen. Mereka diminta untuk berpegangan tangan dengan pasangannya, tangan orang asing, dan memegang bola. Sementara mereka memegang objek berbeda-beda itu, para perempuan tersebut juga diberi stimulus rasa sakit. Hasilnya, rasa sakit itu berkurang saat mereka memegang tangan pasangannya. Tes selanjutnya, masih dengan stimulus rasa sakit. Setiap perempuan diperlihatkan gambar kursi, orang asing, dan pasangannya. Cukup dengan melihat foto pasanga saja, ternyata rasa sakit terasa berkurang. Wow, luar biasa bukan efek rasa cinta itu? “Percobaan ini membuktikan bagaimana perasaan kita bisa berubah tergantung pada dukungan pengaruh manusia lain,” Naomi Eisenberger, asisten profesior psikologi UCLA yang terlibat di studi ini. Menurut Eisenberger, secara tipikal kita akan berpikir bahwa dukungan sosial bisa membuat kita merasa lebih baik. Ini merupakan jenis dimana kita memiliki kebutuhan emosional akan kehadiran orang lain. Bahkan dari studi ini, cukup dengan melihat foto orang yang kita sayangi saja bisa lumayan berpengaruh mengurangi rasa sakit. Studi ini memang masih tergolong studi kecil dan memerlukan studi lanjutan lebih jauh. Detil dari hasil studi ini dipublikasikan di jurnal Psychological Science. Jadi, kalau kita sedang sakit, jika orang yang kita cintai sedang jauh, lebih baik memandangi fotonya saja. Sudah lumayan meredakan rasa sakit.

air terjun sipiso-piso

air terjun sipiso-piso

Anjing Lebih Pintar dari Kucing

Anjing Lebih Pintar dari Kucing
Mana yang lebih pintar, anjing apa kucing? Kalau mitos yang beredar sih, anjing lebih cerdas dari kucing. Sejumlah film dan buku juga lebih banyak menghadirkan tokoh anjing sebagai hewan peliharaan istimewa. Bagaimana kalau dari sisi sains? Ilmuwan mengadakan rangkaian eksprsimen. Kucing-kucing dihadapkan pada benang dengan umpan di ujungnya, ada juga yang tidak berumpan. Kucing-kucing tidak mampu mengenali mana benang yang dikaitkan dengan umpan. Sedangkan anjing-anjing mudah mengenali dan mampu melacak umpan itu. Sebab Akibat “Kucing tak memahami koneksi sebab akibat di antara objek,” jelas peneliti. Mungkin itu bisa menjelaskan mengapa kucing akan tetap terus menggelendot dan mencakari tuannya walau sang tuan sudah memberitahu mereka tak suka dibegitukan. Dengakan anjing, jika diberitahu agar menghentikan aksinya, mereka segera paham. Studi pada tahun 2007 membuktikan bahwa anjing mampu menggunakan komputer layar sentuh secara akurat untuk mengelompokkan warna foto dengan mengenali mana foto anjing dan bukan.

SMA katolik Kabanjahe

SMA katolik Kabanjahe